Kalau ada salah satu momen yang bisa bikin hati berawan adalah, saat perpisahan..
Seorang kakak kelas pernah bilang, diantara ujian kesolidan kelompok melingkar adalah ketika berhasil melewati masa-masa transisi..
SMA ke kuliah, skirpsi, lalu bekerja, selanjutnya menikah dan punya anak.
Sampai saat ini kami berhasil melewatinya (walau baru sebagian yg menikah dan punya anak).
Kakak kelas yang lain pernah bilang. Keistiqomahan dalam tarbiyah akan diuji ketika kami ganti murabbi dan dipisah.
Yang pertama sudah kami lewati beberapa kali dengan berbagai tipe murabbi, yang kedua kami lalui hari ini.
Sebagai orang yang sudah tau agenda hari ini sejak awal maret lalu, saya hanya bisa menunduk saat mendengarkan taujih yang jelas sekali untuk membekali kami sebelum pengumuman itu diberikan. Bukan karena merasa berat harus melingkar dengan yang lain, bukan. Saya siap dengan pembina atau teman binaan siapapun. Rasa berat ini lebih karena kesadaran itu timbul bahwa orang-orang yang sudah membersamai selama ini mungkin tidak akan sering saya temui lagi.
Kelompok ini diawali dengan beberapa orang di kelas xi, ditambah beberapa teman, ditambah anak baru dari pesantren, setelah lulus ditambah dari alumni sekolah lain. Lalu dalam perjalannya ada yang dimutasi duluan karena pergi ke daerah lain. Dari Tokyo ke Palembang, dari Munchen ke Tasik. Entah beberapa tahun ke depan belahan bumi mana lagi yang kami putari oleh lingkaran cahaya ini.
Tidak berpisah, lingkarannya hanya semakin melebar
Kalau ada reuni yang diri ini paling dambakan adalah, ketika kita duduk di dipan-dipan. Mengelilingi meja yang yang disediakan khusus bagi kita, membicarakan masa lalu sambil memperkenalkan anak cucu. Di taman yang mengalir di bawahnya sungai-sungai..
Ya Allah, bimbinglah kami..
Uhibbuka Fillah..