Pasangan Favorit

Dalam perjalanan pulang ditemani lagu lawas yang diputar supir angkot.

Nyambung dengan posting sebelumnya, saya ingin menceritakan tentang kakak kelas sebut saja A’ Adeyasa dan teh sebut saja Bunga.

Salah satu pasangan yang kalo ada acara perPTBan entah syuro, dauroh, ato apapun mampu menarik perhatian saya. Satu hal yang saya salut dari beliau berdua adalah bagaimana saya bisa melihat secara langsung yang namanya saling ta’awun dan membackup pasangan masing-masing. Utamanya dalam mendidik 2 krucilnya yg masih batita dengan jarak 1 tahunan. Ditengah kegiatan mimpin/ikut syuro dan acara-acara lainnya, mereka masih bisa multitasking mengurus anak. Sambil ngasih makan lah, mandiin, nina boboin, bahkan bermain!.

Apakah gampang? Rasanya tidak, nampak terlihat kadang kerepotan, suka teralih perhatiannya, dll. Tapi yang saya salut adalah bagaimana mereka bahu-membahu melewati itu semua. Nampak pancaran semangatnya untuk tetap bisa menunaikan amanah-amanah yg diemban walau harus riweuh, amanah di keluarga dan amanah dakwah. Dua amanah yang kadang menjadi momok sebagian aktivis dakwah. Karena ketika tidak bisa adil dikedua sisinya, bisa membawa keterpurukan di sisi yang lain.

Sebenernya mungkin banyak juga pasangan yang kayak gini, cuman beehubung yang sering ketemu diaktifitas sehari-hari ya ini, heu..

Udah gitu aja ._.
-udah sampe di rumah-

Yang Diciptakan Untuk Kita

Setiap orang dimudahkan sesuatu yang untuknya ia diciptakan..

Beramallah kalian! Sebab semuanya telah dimudahkan terhadap apa yang diciptakan untuknya. Adapun orang-orang yang bahagia, maka mereka akan mudah untuk mengamalkan amalan yang menyebabkan menjadi orang bahagia. Dan mereka yang celaka, akan mudah mengamalkan amalan yang menyebabkannya menjadi orang yang celaka” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah, “Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dibalik

Dibalik ketetapan Allah yang belum kita ketahui dan yang masih samar. Ada ruang bernama pilihan, dimana kita bebas untuk memilihnya.

Pada jarak itu ada ikhtiar dan doa, sebagai penguat dan penggenap kepercayaan pada-Nya.

Pada akhirnya, hal apa yang lebih indah dari keridhoan Allah sebagai Rabb yang bertemu dengan keikhlasan kita manusia sebagai seorang hamba?

Nemu ini ngendap di draft, ternyata pernah nulis ini :O

Ngerandom

Penghujung April
@kantor
Diiringi mp3 Maher Zain dari laptop temen meja sebelah

Sebenernya gak tau mau nulis apa, pengen nulis aja, heu..

Pernah gak sih kita ngerasa bingung ama kepribadian/karakter kita tuh sebenernya apa? Baca berbagai teori psikologi tapi ternyata lebih bisa menilai orang lain dari diri sendiri, hmm..

Dulu banget pas SMA kelas xi baca buku personality plus gara” gak ngerti obrolan antara si bendahara KIR dan pradana WK. Gak sopan banget kan mereka ngomongin orang didepannya dengan bahasan yang asing -_-”

Buku yang membagi orang menjadi 4 karakter, sanguinis, melankolis, koleris, dan phlegmatis. Pernah tes dapet melankolis dominan, pernah juga koleris dominan, dan tes lagi dapetnya koleris-melankolis berimbang dan gak beda jauh poinnya dibawahnya itu sanguinis. Padahal kalo dipikir-pikir kadang aye juga suka phlegmatis haha..

Awalnya bingung kenapa bisa gitu, lalu akhirnya dapet pencerahan dari sang sarjana psikologi orang Ciampea sebut saja Ardhya. Jadi pernah di salah satu sesi ngelingker, ama bos kita diminta presentasi keahlian kita nah si A ini pun diminta membaca karakter setiap orang. Konon katanya tools yang dia gunakan adalah tools yang sama yang juga dipakai kalau ada tes psikologi penerimaan perusahaan”. Teknisnya seperti biasa jawab” pertanyaan gitu cuman hasilnya nanti berupa grafik. Kalau gak salah ada 3 grafik. Grafik kepribadian asli sejak masa kecil, grafik kita saat dapat tekanan lingkungan, dan grafik asli dalam keadaan biasa. Jadi ceritanya kita tuh punya karakter bawaan sejak kecil, lalu karaker itu bisa berubah saat kondisi lingkungan tertentu, lalu ada lagi karakter asli kita kalau lagi kondisi biasa. Trend grafik nya bisa sama semua, sama/beda sebagian, bahkan beda semua. Tebakan dia dari grafik punya saya juga cukup banyak benernya..

Nah dari sini saya dapet penjelasan bahwa memang karakter setiap orang bisa berbeda tergantung kondisi, lalu yang mana yang asli? Ternyata semua asli!

Ini membuktikan kenapa hasil tes saya bisa beda, mungkin karena lingkungan yang saya hadapi sedang berbeda. Kalo lagi dalam kondisi mimpin koleris biasanya keluar, kalo lagi dipimpin ato ada yang curhat biasanya melankolis-phlegmathis. Kalo kondisi lingkungan suram atau kira” butuh hiburan dan warna bisa jadi sanguinis. Kalo menghadapi orang sanguinis atau kalau lagi bete jadi phlegmathis. Jadi saya pribadi fleksible, haha..

Ini juga menjelaskan kenapa saya sulit mendefinisikan diri sebagai seorang introvert atau ekstrovert, ternyata kemungkinan besar saya ambivert :O
Hal itu saya dapatkan ketika membaca penjelasan tentang suatu karakter dari tes MBTI.

Ya udah itu aja tulisan randomnya..

Ralat keterangan waktu setelah terjeda jam pulang kantor dan beli sepatu model sama dengan yang sempet ilang beberapa waktu lalu ceritanya susah move on.

-Dalam perjalanan pulang